Pembenihan bakteri/pembiakan bakteri ada dua jenis, yaitu pembenihan pada medium cair yang dimulai oleh Louis Pasteur dan pembenihan pada medium padat yang dimulai oleh Robert Koch.
A. Pembenihan pada Medium Cair
1. Air pepton, terdiri atas:
1. Air pepton, terdiri atas:
- Pepton 1,0 gr
- NaCl 0,5 gr
- Aquadest ad 100cc
Pepton adalah hasil pemecahan protein sehingga bakteri sudah dipermudah, tidak usah mengeluarkan energi untuk memecahkan protein menjadi pepton. Pepton oleh bakteri akan diuraikan menjadi asam amino, kemudian diserap untuk digunakan sebagai sumber energi dan membangun sitoplasma. NaCl diperlukan untuk memberikan tekanan osmotik tertentu. Bila pembenihan dibuat tanpa NaCl ataupun dengan NaCl berkadar tinggi, pertumbuhan bakteri akan berkurang sampai terhenti. Air diperlukan untuk semua reaksi dalam makhluk hidup.
2. Kaldu (Bulyon)
Susunannya sama dengan pepton, hanya aquadestnya diganti dengan kaldu. Kaldu banyak mengandung protein dan mineral yang diperlukan bagi kehidupan bakteri. Kaldu ini dibuat dari daging sapi atau kerbau. Dari 1kg sapi tanpa lemak dibuat 2 ltr kaldu.
3. Pembenihan gula-gula
Pembenihan pada medium ini terdiri atas air pepton ditambah suatu gula. Maksud penambahan gula ini untuk mengetahui apakah bakteri yang sedang diselidiki mampu menguraikan gula yang diberikan atau tidak. Gula yang ditambahkan adalah glukosa, laktosa, maltosa, mannitol dan saccharosa. Gula ini ditambahkan secara terpisah dalam sederetan tabung pembenihan air pepton. Karena pada penguraian gula oleh bakteri selalu dihasilkan asam maka untuk mengetahui apakah gulanya diuraikan atau tidak, ditambahkan indikator asam basa, misalnya:
2. Kaldu (Bulyon)
Susunannya sama dengan pepton, hanya aquadestnya diganti dengan kaldu. Kaldu banyak mengandung protein dan mineral yang diperlukan bagi kehidupan bakteri. Kaldu ini dibuat dari daging sapi atau kerbau. Dari 1kg sapi tanpa lemak dibuat 2 ltr kaldu.
3. Pembenihan gula-gula
Pembenihan pada medium ini terdiri atas air pepton ditambah suatu gula. Maksud penambahan gula ini untuk mengetahui apakah bakteri yang sedang diselidiki mampu menguraikan gula yang diberikan atau tidak. Gula yang ditambahkan adalah glukosa, laktosa, maltosa, mannitol dan saccharosa. Gula ini ditambahkan secara terpisah dalam sederetan tabung pembenihan air pepton. Karena pada penguraian gula oleh bakteri selalu dihasilkan asam maka untuk mengetahui apakah gulanya diuraikan atau tidak, ditambahkan indikator asam basa, misalnya:
Zat Warna | Suasana Basa | Suasana Asam |
Phenol red | merah | kuning |
Methyl red | kuning | merah |
Bromcresol green | biru | kuning |
Pada bakteri tertentu, penguraian gula, disamping dihasilkan asam, juga dihasilkan gas. Untuk mengetahui dihasilkan atau tidaknya gas, pada medium diletakkan tabung durham yang diletakkan terbalik, untuk menampung gas yang terbentuk. Sifat dapat menguraikan gula ataupun dapat menghasilkan gas ini adalah tetap untuk setiap jenis bakteri, sehingga dapat dipakai untuk identifikasi bakteri.
Contoh hasil pembenihan pada medium gula-gula
Bakteri | Glukosa | Maltosa | Laktosa | Mannitol | Saccharosa |
Salmonella typhy | + | + | - | + | - |
Salmonella paratyphy A | +g | +g | - | +g | - |
Vibrio cholera | + | + | - | + | + |
Shigella shiga | + | - | - | - | - |
Keterangan:
+ = dapat menguraikan
- = tidak dapat menguraikan
+g = menghasilkan gas
4. Pembenihan Taroszi
Pembenihan pada medium ini khusus untuk menumbuhkan bakteri anaerob, misalnya Clostridium tetani. Pembenihan ini terdiri atas kaldu hati sapi/kerbau yang mengandung glukosa 5%. Digunakan kaldu hati dimaksudkan untuk mendapatkan enzim peroksida yang terdapat di dalam hati. Enzim peroksida ini perlu untuk hidupnya bakteri, terutama bagi bakteri anaerob, karena bakteri ini tidak bisa membuat peroksida sendiri. Pada pmebenihan ini ditambahakan pula potongan hati rebus untuk cadangan peroksida bila yang di dalam kaldu sudah habis. Glukosa 5% sebagai sumber karbohidrat.
Pada penguraian glukosa oleh bakteri selalu dihasilkan asam sedangkan peroksida tidak dapat bekerja bila ada asam. Untuk menetralkan asam yang terbentuk ini maka pada pembenihan ditambahkan serbuk CaCo3.
Agar oksigen tidak masuk ke dalam pembenihan, pada permukaan diapungkan parafin liquidum (lilin cair) dan tabung pembenihan di tutup dengan kapas yang diberi parafin solidum (lilin padat). Selain dengan pembenihan Taroszi masih banyak cara lain untuk menumbuhkan bakteri secara anaerob. Misalnya: menempatkan pembenihan dalam ruang tertutup kemudian oksigennya diisap dengan zat kimia, misalnya dengan pyrogallic acid.
B. Pembenihan padat
Dengan pembenihan padat di dapat beberapa keuntungan antara lain:
- dapat membuat biakan murni
- dapat melihat bentuk koloni dari sertiap jenis bakteri
1. Bulyon agar (lempeng agar)
Susunannya sama dengan pembenihan bulyon (cair) hanya ditambah dengan 2 % agar-agar. Pembenihan ini ketika masih panas (masih cair) dituangkan ke dalam tabung reaksi atau cawan petri/petri dish. Bila sudah dingin, akan menjadi padat. Koloni dari setiap jenis bakteri selalu mempunyai bentuk yang tetap, sehingga dengan melihat bentuk koloninya saja, sudah dapat di duga jenis bakteri yang sedang diselidikinya.
Misalnya:
-koloni Vibrio cholera, bening seperti tetes air embun.
-koloni Staphylococcus dan Streptococcus pyogenes keruh seperti nanah, di mana koloni Staphylococcus besar-besar sedangkan koloni Streptococcus kecil-kecil.
-koloni Vibrio cholera, baik pinggir maupun permukaannya licin disebut smooth colony (koloni S) sedangkan koloni Corynebacterium diptheriae tidak rata (bergerigi) dan disebut rough colony (koloni R)
2. Bulyon agar darah (lempeng agar darah)
Terdiri atas pembenihan bulyon agar, ditambahkan darah kambing yang tidak beku sebanyak 10%. Penambahan darah ini dimaksudkan untuk mempersubur pembenihan pada medium. Lempeng agar darah dipakai untuk menumbuhkan bakteri yang sukar tumbuh pada pembenihan biasa.
Dengan pembenihan agar darah, bakteri dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
Dengan pembenihan agar darah, bakteri dapat dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
- Bakteri yang bersifat hemolisis (haemopepsi). Bakteri yang terasuk golongan ini akan memakan habis eritrosit, baik selaput maupun isinya, sehingga tempat di mana koloni ini tumbuh tampak bening. Contoh: Streptococcus haemolyticus dan Vibrio el-tor.
- Bakteri yang bersifat haemidigesti (haemoglobinopepsi). Dalam hal ini bakteri menghasilkan toxin yang menyebabkan keluarnya Hb (hemoglobin) dari eritosit, kemudian karena adanya H202, warnanya berubah manjadi kehijau-hijauan, karena itu koloni bakteri-bakteri ini akan dikelilingi zona kehijau-hijauan. Contoh: Vibrio cholera, dan Diplococcus pneumonia
3. Endo agar
Terdiri atas bulyon agar ditambah natrium sulfit, laktosa dan fuchsin. Fuchsin dengan natrium sulfit akan membentuk persenyawaan yang tidak erat, berwarna merah muda yang disebut leucofuchsin.
Endo agar dipakai untuk menentukan (determinasi) bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus (terdapat dalam feses). Hal ini disebabkan di dalam feses selalu terdapat bakteri Escherichia coli, baik pada orang sehat maupun sakit, karena Escherichia coli merupakan flora normal dari colon
Semua bakteri patogen yang hidup di dalam usus, tidak dapat menguraikan laktosa sedangkan Escherichia coli bisa.
Pada penguraian laktosa oleh Escherichia coli akan dihasilkan asam dan formaldehid yang akan melepaskan ikatan leucofuchsin menjadi natrium sulfit dan fuchsin kembali, dan akan menimbulkan warna merah. Pada pembenihan ini akan terlihat koloni Escherichia coli berwarna merah sedangkan
koloni bakteri patogen berwarna merah muda. Penguraian leucofuchsin ini selain dipengaruhi oleh asam dan formaldehid, juga diuraikan oleh sinar matahari sehingga harus disimpan di dalam tempat yang gelap.
4. Pembenihan Levithal
Pembenihan levithal ini susunannya sama dengan lempeng agar darah, hanya sebelum dituangkan ke dalam cawan petri, di panaskan dahulu 90 C, maksudnya adalah:
- Menghilangkan semua faktor yang ada di dalam darah yang mempunyai daya pertumbuhan bakteri
- Mengeluarkan zat-zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri yang dikeluarkan dari darah, yaitu X faktor dan V faktor
- X faktor terdiri atas haemin yang penting untuk pembentukan enzim katalase yang sangat dibutuhkan bakteri untuk hidup secara aerob, Sifatnya thermostabil (tidak rusak pada pemanasan 100 C).
- V faktor terdiri atas nikotin-amida-adenin-difosfat bersifat thermolabil (rusak pada pemanasan 100 C. V faktor sangat penting untuk pertumbuhan Haemiphilus sp. misalnya Haemophilus influenza, dan Haemophilus ducreyi.
Tags:
0 komentar:
Posting Komentar