Bakteri  merupakan organisme yang sangat kecil (berukuran mikroskopis). Itu  berarti bahwa jasad renik ini tipis sekali sehingga tembus cahaya.  Akibatnya, bakteri ini akan sangat sulit untuk dilihat dengan teliti di  bawah mikroskop. Oleh karena itu, agar dapat dilihat dengan jelas maka  bakteri tersebut haruslah diwarnai/dilakukan pengecatan terlebih dahulu.
SEJARAH PEWARNAAN BAKTERI
SEJARAH PEWARNAAN BAKTERI
Pewarnaan  bakteri sudah dilakukan sejak permulaan berkembangnya mikrobiologi di  pertengahan abad ke- 19 oleh Loius  Pasteur dan Robert Koch. Pewarnaan  bakteri dapat dilakukan dengan satu macam zat warna ataupun lebih.  Pewarnaan bakteri dengan menggunakan satu macam zat warna disebut  pewarnaan sederhana. Pewarnaan dengan menggunakan lebih dari satu macam  zat warna diberi nama sesuai dengan nama penemunya. Pada umumnya, ada  dua macam zat warna (bahan cat) yang sering dipakai, yaitu sebagai  berikut:
- Zat warna yang bersifat asam; komponen warnanya adalah anion, biasanya dalam bentuk garam natrium
- Zat warna yang bersifat alkalis, dengan komponen warna kation, biasanya dalam bentuk klorida.
Pada  pewarnaan sederhana yang sering dipakai adalah methylen blue. Hasil  pewarnaannya akan lebih baik bila diberi sedikit KOH  (Kalium  Hidroksida). Larutan ini disebut Loffer methylen blue.
Cara-Cara Pewarnaan
A. Pewarnaan Sederhana
Tujuan  pengecatan ini ialah untuk membedakan bakteri dari benda-benda mati  lain yang bukan bakteri dan untuk melihat bentuk dan ukurannya. Larutan  cat hanya terdiri dari satu bahan cat yang dilarutkan dalam suatu bahan  pelarut. Bahan-bahan yang banyak dipakai untuk keperluan ini adalah karbol fuksin, kristal violet, dan methylen blue.
B. Pewarnaan Diferensial
Untuk  pewarnaan ini digunakan lebih dari satu macam bahan cat. Dengan cara  ini bahan-bahan cat yang dipakai ada kalanya terpisah, atau ada kalanya  dicampur dan digunakan dalam satu larutan. Dua macam  pewarnaan/pengecatan yang terpenting dari golongan ini ialah pengecatan  Gram dan pengecatan tahan asam seperti pengecatan Ziehl-Naelsen.
Sediaan (preparat) untuk proses pengecatan dibuat sebagai berikut.
- Kaca objek dibersihkan sehingga bebas lemak
- Pada bagian ujung kaca objek diberi tanda, sebaiknya di sebelah permukaan yang tidak dicat
- Dengan ose dibuat film yang tipis pada permukaan yang telah dibersihkan
- Film dikeringkan di udara atau dengan hawa hangat dari api gas
- Fiksasi dilakukan dengan cara menyentuhkan permukaan kaca objek tiga kali berturut-turut pada ujung api
- Setelah didinginkan preparat sudah siap untuk dicat
Yang  dimaksud dengan fiksasi ialah melekatkan bakteri pada kaca objek,  mematikan bakteri dengan cepat agar sifat-sifatnya tidak banyak berubah.  Fiksasi ini harus dilakukan setelah preparat kering.
a. Pewarnaan Gram (Christian Gram)
Pewarnaan  ini pertama kali dikemukakan oleh Christian gram (1884). Dengan  pengecatan ini film bakteri mula-mula dilapisi dengan larutan zat warna  karbol gentin violet (karbol kristal violet, karbol metilviolet)  dan didiamakan beberapa lama, kemudian disiram dengan larutan iodium  dan dibiarkan terendam dalam waktu yang sama. Sampai tingkat pengecatan  ini selesai, semua bakteri akan berwarna ungu. Untuk lebih jelasnya  berikut adalah tahap-tahap pewarnaan;
- Sediaan diwarnai dengan karbol gentian violet selama 3 menit
- Kelebihan zat warna dibuang tanpa dicuci direndam dalam lugol (J dalam KJ) selama 45 menit detik
- Sediaan dicuci dengan alkohol 95% sampai tidak ada lagi zat warna yang luntur
- Cuci dengan air mengalir untuk menghilangkan alkohol diwarnai dengan fuchsin selama 3 menit
- Cuci dengan air mengalir
- Keringkan di antara 2 kertas saring dan dilihat dengan mikroskop
Dengan pewarnaan Gram, ada beberapa bakteri yang dapat menahan zat warna ungu (karbol kristal violet, karbol metilviolet) dalam tubuhnya meskipun telah didekolorisasi dengan alkohol dan aseton. Bakteri yang memberi reaksi semacam ini dinamakan bakteri Gram Positif.  Sebaliknya, bakteri yang tidak dapat menahan zat warna setelah  didekolorisasi dengan alkhol dan seton akan kembali menjadi tidak  berwarna dan  bila diberikan pengecetan dengan zat  warna kontras akan  berwarna sesuai dengan zat warna kontras. Bakteri yang memperlihatkan  reaksi semacam ini dinamakan bakteri Gram Negatif.
b. Pewarnaan Ziehl Neelsen
Pewarnaan  ini juga disebut dengan pengecetan tahan asam. Disebut demikian karena  pada beberapa jenis bakteri sukar dilakukan pengecetan. tetapi sekali  dapat tercat tidak mudah untuk dilunturkan meskipun dengan menggunakan  zat peluntur (decolorizing agent) asam (atau asam-alkohol). Yang termasuk bakteri yang sukar dicat adalah dari genus Mycrobacterium (Mycrobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae, Mycobacterium smegmatis). Bakteri tahan asam sangat banyak mengandung lipida, asam lemak, dan kandungan inilah yang mencerminkan sifat tahan asam pada golongan bakteri tersebut antara lain asam mikolat. Cara pengecetannya ialah :
- Film bakteri pada kaca objek yang telah difiksasi, disiram dengan karbolfuksin, kemudian dipanaskan sampai keluar uap (tidak sampai mendidih). Pemanasan diulang beberapa kali agar bahan cat tetap hangat kemudian didiamkan selama lima menit.
- Dekolorisasi dilakukan dengan asam-alkohol dalam waktu yang singkat, kemudian cepat dicuci dengan air.
- Pengecetan dengan cat kontras dilakukan dengan metil biru dalam larutan KOH 1/10000
- Setelah dicuci kembali dengan air preparat dikeringkan di udara.
Dengan pewarnaan ini, bakteri dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
- Bakteri yang berwarna merah dengan pewarnaan Ziehl neelsen disebut bakteri tahan asam (acid fast)
- Bakteri yang berwarna biru dengan pewarnaan Ziehl Neelsen disebut bakteri tidak tahan asam (non-acid fast)
c. Pewarnaan Neisser dan Albert
Di  antara bakteri bentuk batang Gram positif, ada yang di dalam selnya  ditemukan granula polifosfat yang disebut juga granula metakromatik atau  volutin bodies. granula ini bersifat kromofil dan metakromatik yang  berarti mempunyai aktivitas kuat terhadap zat-zat warna, dan seringkali  tampak lain dari zat warna yang diberikan. Berikut adalah  langkah-langkah pengecetannya:
1. Sebagai bahan cat disediakan tiga macam larutan, yaitu:
- Neisser A isinya methylen blue
- Neisser B isinya gentian violet
- Neisser C isinya chrysoidin (berwarna kuning)
2.  Untuk pengecetan pertama digunakan larutan A dan B yang dicampur sesaat  sebelum pengecatan dalam perbandingan dua bagian larutan A dengan satu  bagian larutan B. Lama pengecatan adalah setengah menit
3.  Setelah campuran tersebut dibuang preparat dibilas dengan larutan dan  larutan ini didiamkan di atas film preparat selama ½ - 1 menit, kemudian  dikeringkan dengan kertas saring.
Selain itu, untuk menonjolkan granula metakromatik ini dapat pula dilakukan pengecetan Albert, yaitu:
- Preparat dicat dengan larutan cat menurut Albert selama 3-5 menit
- Setelah dicuci dengan air, preparat disiram dengan larutan iodium (menurut Gram) dan ditunggu satu menit. kemudian dicuci kembali dengan air dan dikeringkan dengan kertas saring.
Hasil Pengecetan:
1.  Pada pengecetan Neisser: Granula berwarna biru-hitam, sitoplasma  berwarna kuning (krisoidin) atau tengguli/kecoklat-coklatan (Bismarck  brown)
2. Pada pengecetan Albert: Granula berwarna biru-hitam, sitoplasma hijau
***Semua  bakteri Gram negatif tidak tahan asam, sedangkan bakteri Gram positif  ada yang tahan asam dan ada yang tidak tahan asam***
Tags yang terkait:  sejarah pewarnaan bakteri, macam-macam zat warna yang digunakan dalam pewarnaan bakteri, cara-cara pewarnaan,pewarnaan sederhana, tujuan pewarnaan bakteri, pewarnaan gram, tahap-tahap pewarnaan, Pewarnaan Ziehl Neelsen, pewarnaan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, tata cara pewarnaan bakteri, struktur dinding bakteri gram positif dan negatif, perbedaan bakteri gram positif dan negatif
Terima kasih Telah Berkunjung…
Terima kasih Telah Berkunjung…












































 
  
 

 
 

