All About Science

Rabu, 30 Mei 2012

Konsep Ekosistem

Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat  yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan itu terjadi oleh adanya asrus materi dan energi yang terkendalikan oleh arus informasi  antara komponen dalam ekosistem itu. Masing-masing komponen itu mempunyai fungsi atau relung. Selama masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan bekerja sama dengan baik, keteraturan ekosistem itu pun terjaga. Keteraturan ekosistem menunjukkan, ekosistem tersebut ada dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis, melainkan dinamis. Artinya, ia selalu berubah-ubah dan perubahan itu bisa terjadi secara alamiah ataupun karena perbuatan manusia.

Arti Ekosistem

Istilah ekosistem pertama kali diusulkan oleh seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris bernama A. G. Tansley pada tahun 1935. Beberapa penulis lain telah menggunakan istilah berbeda, tetapi maksudnya sama dengan ekosistem, misalnya:
  • Tahun 1877 seorang ahli ekologi bangsa Jerman bernama Karl Mobius telah menulis tentang komunitas organisme dalam batu karang, dan menggunakan istilah yang mempunyai makna yang sama dengan ekosistem yaitu biocoenosis (biokoenosis).
  • Tahun 1887 seorang ahli ekologi berkebangsaan Amerika bernama S. A. Forbes telah menulis karangan kuno tentang danau, dan menggunakan istilah yang mempunyai makna sama dengan ekosistem, yaitu microcosm (mikrokosm).
  • Tahun 1930, Friederichs menggunakan istilah holocoen (holokoen).
  • Tahun 1939, Thienemann menggunakan istilah biosystem (biosistem).
  • Tahun 1944, Vernadsky menggunakan istilah bioenert/ body.
Berikut   ini beberapa defenisi mengenai ekosistem:
  • Menurut Undang-Undang Lingkungan Hidup (UULH) ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh meneluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Unsur-Unsur lingkungan hidup baik unsur biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati, semuanya tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang masing-masing tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubungan, saling mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.
  • Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
  • ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme dan lingkungannya (abiotik dan biotik) dan di antara keduanya saling mempengaruhi.
  • Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan, dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi.
Komponen Ekosistem

Semua ekosistem, baik ekosistem terestrial (daratan) maupun akuatik (perairan) terdiri atas komponen-komponen yang dapat dikelompokkan berdasarkan segi tropik atau nutrisi dan segi struktur dasar ekosistem.

Berdasarkan atas segi struktur dasar ekosistem maka komponen ekosistem terdiri atas dua jenis sebagai berikut:
  1. Komponen biotik (komponen makhluk hidup), misalnya binatang, tumbuhan, dan mikroba.
  2. Komponen abiotik (komponen benda mati), misalnya air, udara dan tanah.
Berdasarkan segi trofik atau nutrisi maka komponen biotik dalam ekosistem terdiri atas dua jenis sebagai berikut.
  1. Komponen autotrofik , yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri berupa bahan organik berasal dari bahan-bahan anorganik dengan bantuan klorofil dan energi utama berupa radiasi matahari. Organisme yang termasuk dalam komponen ini adalah golongan tumbuhan.
  2. Komponen heterotrofik, yaitu organisme yang hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik sebagai bahan makanannya, sedangkan bahan organik yang dimanfaatkan itu disediakan oleh organisme lain. Jadi, komponen heterotrofik memperoleh bahan makanan dari komponen autotrofik, kemudian sebagian anggota komponen ini akan menguraikan bahan organik kompleks ke dalam bentuk bahan anorganik yang sederhana. Dengan demikian, binatang, jamur, jasad renik termasuk ke dalam golongan komponen heterotrofik.
Berdasarkan dari segi penyusunnya, omponen ekosistem terdiri atas:
  1. Komponen abiotik (benda mati), yaitu komponen fisik dan kimia ang terdiri atas tanah, udara, air, sinar matahari dan lain sebagainya.
  2. Komponen produsen, yaitu organisme autotrofik yang pada umumnya berupa tumbuhan hijau. Produsen menggunakan energi radiasi matahari dalam proses fotosintesis, sehingga mampu mengasimilasi CO2 dan H2O menghasilkan energi kimia yang tersimpan dalam karbohidrat. Komponen konsumen, yaitu organisme heterotrofik misalnya bianatang dan manusia yang makan organisme lainnya. Konsumen dapat digolongkan menjadi:
    • konsumen pertama, yaitu binatang  yang makan tetumbuhan hijau
    • konsumen kedua adalah golongan karnivora kecil dan omnivora.
    • konsumen ketiga, golongan karnivora besar
    • mikrokonsumen adalah tumbuhan atau binatang yang hidupnya sebagai parasit maupun saproba.
  3. Komponen pengurai, yaitu mikroorganisme yang hidupnya bergantung kepada bahan organik dari organisme mati. Berdasarkan atas tahap dalam proses penguraian bahan organik dari organisme mati maka organisme pengurai terbagi atas dekomposer dan transformer. Dekomposer, yaitu mikroorganisme yang menyerang bangkai hewan dan sisa tumbuhan mati, kemudian memecah bahan organik kompleks ke dalam ikatan yang lebih sederhana, dan proses dekomposisi itu disebut humifikasi yang menghasilkan humus.Transformer, yaitu mikroorganisme yang meneruskan proses dekomposisi dengan mengubah ikatan organik sederhana ke dalam bentuk bahan anorganik yang siap dimanfaatkan lagi oleh produsen dan proses dekomposisi itu disebut minerealisasi yang menghasilkan zat hara.
 Keseimbangan dalam Ekosistem

Ekosistem mempunyai keteraturan, berwujud sebagai kemampuan untuk memilhara diri-sendiri, mengatur sendiri, serta mengadakan keseimbangan kembali. Oleh karena itu dalam sistem kehidupan ada kecenderungan untuk melawan perubahan atau usaha agar berada dalam suatu keseimbangan (homeostatis). Homeostatis ini merupakan kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. 

Kondisi ekosistem dalam keseimbangan (homeostatis) mempunyai arti bahwa ekosistem itu telah mantap atau telah mencapai klimaks, sehingga ekosistem mempunyai daya tahan yang besar untuk menghadapi  berbagai gangguan yang menimpanya.

Berkaitan dengan daya tahan ekosistem seperti tersebut, di dalam ekologi terdapat istilah yang dikenal dengan daya lenting. Daya lenting merupakan sifat suatu ekosistem yang memberikan kemungkinan ekosistem tersebut pulih kembali ke keseimbangan semula setelah mengalami gangguan. Kendatipun suatu ekosistem memiliki daya lenting yang besar, akan tetapi pada umumnya batas mekanisme keseimbangan dinamis masih dapat ditembus oleh kegiatan manusia.

Habitat dan Relung

Habitat adalah tempat hidup makhluk hidup. Misalnya ikan mas habitatnya di air tawar, pohon bakau mempunyai habitat di pantai yang berlumpur dan tanah salinitas dan membutuhkan arus yang tenang. Setiap makhluk hidup mempunyai habitat yang sesuai dengan kebutuhannya. Apabila terjadi gangguan atau perubahan yang cepat makhluk tersebut mungkin akan mati atau pergi mencari habitat lain yang cocok. Misalnya, jika terjadi arus terus-menerus di pantai habitat bakau, dapat dipastikan bakau tersebut akan mati. tetapi jika terjadi perubahan secara perlahan, lama kelamaan makhluk hidup tersebut akan berusaha melakukan penyesuaian diri (adaptasi) yang memungkinkan terjadinya jenis baru dari makhluk tersebut. Habitat dapat disebut alamat makhluk hidup dan setiap makhluk hidup dapat mempunyai lebih dari satu habitat.

Relung atau niche merupakan cara hidup makhluk hidup dalam habitatnya. Seperti burung ada yang memakan serangga, buah maupun biji. Relung suatu organisme ditentukan oleh tempat hidupnya dan oleh berbagai fungsi yang dikerjakannya sehingga dikatakan sebagai profesi organisme dalam habitatnya. Berbagai organisme dapat hidup bersama dalam satu habitat. akan tetapi, jika dua atau lebih organisme mempunyai relung yang sama dalam satu habitat maka akan terjadi persaingan. Makin besar kesamaan relung dari organisme-organisme yang hidup bersama dalam satu habitat maka akan intensif persaingannya.

Sumber:
Irwan, Z.D. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi : Ekosistem, Lingkungan, dan Pelestariannya. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Soemarwoto, O. 2004. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Tags:

Senin, 28 Mei 2012

Ekologi Dasar

Pengertian Ekologi

Ekologi berasal dari bahasa Yunani 'oikos' (rumah atau tempat hidup) dan 'logos' yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya.  Menurut (Indriyanto, 2006) ekologi adalah ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Dapat juga di definisikan bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh pengaruh faktor lingkungan terhadapa makhluk hidup. Bahkan menurut Irwan (2007) ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya dan mengapa mereka ada di tempat tersebut.

Arah Ekologi

Pada dasarnya ekologi adalah ilmu dasar yang tidak mempraktekkan sesuatu. Ekologi adalah ilmu tempat mempertanyakan dan menyelidik. Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal sebagai berikut:
  1. Bagaimana alam bekerja
  2. Bagaimana suatu spesies beradaptasi dalam habitatnya
  3. Apa yang mereka perlakukan dari habitatnya itu untuk dapat dimanfaatkan guna melangsungkan kehidupan
  4. Bagaimana mereka mencukupi kebutuhannya akan unsur hara dan energi
  5. Bagaimana mereke aberinteraksi dengan spesies lainnya
  6. Bagaimana individu-individu dalam spesie lainnya
  7. Bagaimana keindahan ekosistem tercipta
Pembagian Ekologi

Berdasarkan atas komposisi jenis organisme yang dikaji maka Ekologi dapat dibagi menjadi:
  1. Autekologi, membahas pengkajian individu organisme atau individu spesies yang penekanannya pada sejarah-sejarah hidup dan kelakuan dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Misalnya, mempelajari sejarah hidup suatu spesies, perilaku maupun adaptasinya terhadap lingkungan.
  2. Sinekologi, membahas pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme sebagai satuan. Misalnya, mempelajari struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, atau taman nasional.
Berdasarkan atas habitat suatu spesies atau kelompok spseie organisme maka ekologi dapat digolongkan sebagai berikut:
  1. Ekologi daratan (terestrial), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua wilayah daratan tegalan, kebun, ladang, hutan lahan kering, padang rumput, atau gurun.
  2. Ekologi air tawar (freshwater), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan tawar. Contoh wilayah perairan tawar adalah danau, sungai, kolam, sumur, rawa atau sawah.
  3. Ekologi bahari, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di wilayah perairan asin atau lautan
  4. Ekologi estuarin, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponenlingkungan yang ada di wilayah perairan payau. Contoh wilayah perairan payau adalah muara sungai, teluk dan laguna.
  5. Ekologi hutan, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem hutan.
  6. Ekologi padang rumput, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang ada di ekosistem padang rumput.
Berdasarkan taksonomi atau sistematikanya, ekologi dibedakan menjadi:
  1. Ekologi tumbuhan
  2. Ekologi serangga
  3. Ekologi burung
  4. Ekologi vertebrata
  5. Ekologi mikroba
Hubungan Ekologi dengan Ilmu-Ilmu Lainnya

Penyebaran adaptasi  dan aspek-aspek fungsi organisme dari komunitas banyak dipelajari dalam ekologi dan erat hubungannya dengan ilmu-ilmu biologi lainnya seperti taksonomi misalnya untuk mengetahui spesies pohon dan tetumbuhan lainnya dalam hutan dibutuhkan sifat generatif yang berdasar pada sifat-sifat bunga dan buah. Untuk pengenalan spesies tumbuhan tersebut diperlukan buku-buku praktis mengenai flora dan pengenalan spesie pohon. Begitupun dalam ilmu genetika, seperi yang kita tahu bahwa ilmu genetika mempunyai peranan besar dalam memahami pertumbuhan dan perkembangan  makhluk hidup. Pengaruh genetik dari tumbuhan atau hewan yang satu terhadap tumbuhan lainnya dapat diketahui dengan ilmu genetika. Apabila dua atau lebih tumbuhan yang hidup berdekatan akan menyebabkan terjadinya perkawainan silang atau hibridisasi di antara mereka. Akibat perkawinan silang ini akan muncul keturunan baru yang memiliki sifat hampir sama dengan kedua induknya. Untuk itu, pengetahuan tentang genetika diperlukan untuk mengenal sifat-sifat berbagai spesies tumbuhan dan makhluk hidup yang lain termasuk sifat-sifat ekologinya.

Selain itu, ekologi juga memiliki peranan pendalam ilmu tanah. Kesuburan tanah mempengaruhi keadaan tumbuh-tumbuhan yang tumbh di atasnya. Kesuburan tanah akan berpengaruh terhadap tipe vegetasi yang terbentuk serta berpengaruh terhadap keproduktifan hutan. Oleh karena itu, tanah merupakan salah satu faktor pembatas alam dan mempengaruhi pertumbuhan semua spesies tumbuhan, struktur dan komposisi vegetasi sehingga  bisa memberikan pengaruh pada tipe hutan.

Dari segi ilmu iklim atau klimatologi, pengaruhnya terhadap kehidupan tetumbuhan sangat nyata, terlebih lagi iklim mikro di suatu tempat yang bergantung kepada keadaan topografi dan kondisi atmosfer karena kondisi atmosfer juga ikut menentukan sifat iklim setempat dan regional. Adanya perbedaan iklim akan menimbulkan variasi dalam komunitas hutan.

Sumber:
Irwan, Z.D. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi : Ekosistem, Lingkungan, dan Pelestariannya. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

Tags:

Ekologi, , Pengertian Ekologi, Arah Ekologi, Pembagian Ekologi, Jenis-Jenis Ekologi, Hubungan Ekologi dengan ilmu Lain, Autekologi, Sinekologi


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More