All About Science

Kamis, 25 Agustus 2011

Virus

A.  Ciri-Ciri virus  

  Orang yang dianggap sebagai penemu virus adalah Dmitry Ivanowski (1892) yang menemukannya dari daun tembakau  yang menderita penyakit mosaic disease.
       Ciri-ciri Virus; mempunyai ukuran antara 10 milimikron sampai 400 milimikron. Virus bukanlah sel karena ukurannya sangat kecil, tidak memiliki sitoplasma, membran sel, ribosom dan dapat dikristalkan. Virus merupakan makhluk peralihan antara makhluk tak hidup dan makhluk hidup, karena virus memiliki sebagian sifat yang dapat menyatakannya sebagai makhluk hidup yakni dapat berkembang biak dan memiliki sifat makhluk tak hidup yakni dapat mengkristalkan dirinya. Bentuknya bermacam-macam, seperti batang, oval, huruf T atau seperti benang. Tubuh virus hanya tersusun atas selubung, disebut kapsid. Virus bersifat obligate parasit, yaitu hanya dapat tumbuh dan berkembang biak (replikasi) di dalam sel yang masih hidup (sel host). Di luar sel host virus berupa partikel yang disebut virion, di mana di dalamnya terdapat bahan genetik (pembawa sifat) yang terdiri ata Deoxyribonuclear acid (DNA) atau Ribonucleat acid (RNA). Virion tidak melakukan metabolisme ataupun reproduksi dan hanya menyebabkan infeksi pada sel  host yang cocok dengannya.
       Apapun genomnya (DNA atau RNA) semua virus, mempergunakan bahan-bahan yang berada di dalam sel host untuk reproduksi dirinya. Peran genome virus adalah mengarahkannya agar aktivitas yang terjadi di dalam sel host sesuai dengan keinginan virus, bukannya sesuai dengan kepantingan sel host. Bila suatu sel jaringan (manusia, hewan ataupun tumbuhan) terinfeksi oleh virus maka di dalam sel tersebut akan terjadi badan (body) yang dengan pewarnaan tertentu akan terlihat dengan mikroskop biasa. Badan tersebut dinamakan dengan Inclusion body.
       Inclusion body ini  bergantung pada jenis virusnya, ada yang terletak di dalam ataupun di luar inti sel jaringan. Bentuk dan letak Inclusion body ini sifatnya sangat khas untuk setiap jenis virus sehingga dapat dipakai untuk determinasi (penentuan) jenis virusnya. Misalnya, pada penyakit rabies akan terdapat inclusion body yang disebut Negri body di dalam sel otak penderita, sedangkan inclusion body yang terjadi pada penyakit cacar (variola) akan terdapat pada sel epitel penderita yang disebut Guarnieri body. Inclusion body ini masih dapat dipecah-pecah lagi menjadi granula-granula kecil yang disebut elementary body yang ternyata adalah virusnya sendiri.
    Virus hanya dapat tumbuh dan berkembang biak di dalam sel yang masih hidup. karena itu, virus ditumbuhkan pada medium:
  • Telur ayam yang berembrio
  • Jaringan hidup yang ditempatkan pada bekuan plasma
  • Pada kultur jaringan , misalnya jaringan ginjal, Sel Hela
B. Strategi Reproduksi Virus

    Virus dapat "memaksa" sel-sel inang untuk memproduksi virus-virus baru. Berdasarkan jenis asam nukleatnya, bentuk strategi virus  dalam "memaksa" sel-sel inang untuk membentuk virus-virus baru adalah sebagai berikut:

Virus DNA
        Virus menginfeksi sel inang, DNA mengalami replikasi (penggandaan) menjadi beberapa DNA. DNA juga mengalami transkripsi membentuk mRNA (RNA duta). RNA duta (mRNA) akan mengalami translasi (penerjemahan) untuk menghasilkan protein selubung virus. Masih di dalam sel inang, DNA dan protein virus mengkonstruksi diri menjadi virus-virus baru. mRNA juga mentranslasi membentuk enzim penghancur yang akhirnya menghancurkan membran sel. Dengan demikian sel inang lisis (hancur) dan virus-virus keluar dan siap menginfeksi sel inang yang baru. Virus yang intinya berupa DNA misalnya virus herpes, bakteriofag, virus cacar.

Virus RNA
        Contoh virus RNA adalah HIV penyebab penyakit AIDS. HIV memasukkan RNA ke dalam sel inang. RNA virus melakukan transkripsi terbalik membentuk hibrid RNA-DNA dan akhirnya terbentuk DNA virus. Selanjutnya, DNA virus (provirus) masuk ke dalam inti sel inang, menyisip ke dalam DNA inang. Jadi DNA inang mengandung DNA virus (disebut provirus). DNA virus membentuk RNA duta yang dikeluarkan dari inti. Di dalam sitoplasma, RNA virus membentuk protein virus. Akhirnya protein virus dan RNA virus dirakit membentuk HIV.

C. Pertahanan Virus dan Tubuh

1. Pertahan Virus
    Dibandingkan dengan bakteri, virus lebih tahab lama terhadap pengaruh-pengaruh dari luar. Dengan pemanasan 600C mati dalam 30 menit, sedangkan bakteri hanya 5-10 menit.
    Dapat tahan hidup lebih lama pada suhu dingin walau pada suhu -600C, tetapi virulensinya (keganasannya) hilang pada suhu -400C. Beberapa virus sangat tahan terhadap pengeringan, misalnya virus variola dalam kerompeng (Crusta) pada suhu kamar dapat hidup sampai 1 tahun.
    Larutan phenol 0,5% dapat menghancurkan daya infeksinya. Glycerin 50% dapat menghancurkan bakteri tetapi tidak berpengaruh apa-apa terhadap virus. Virus lebih sensitif terhadap oksidator.
    Infeksi karena virus tidak dapat diobati dengan antibiotika dan chemotherapica, kecuali virus-virus yang berukuran besar (mendekati ukuran bakteri), misalnya trachoma, dapat diobati dengan broad spectrum antibiotic. Antibiotik ini pun tidak bersifat virucida, tetapi hanya menghambat multiplikasinya saja (virustatica).

    2. Pertahan Tubuh 

    Sebagian besar virus masuk ke tubuh manusia melalui mulut dan hidung, sebagian melalui kulit yang luka. Sebenarnya di dalam tubuh kita ada sistem pertahan yang dapat menyerang virus yang masuk. Jika ada virus yang masuk, tubuh akan segra menyerangnya dengan cara sebagai berikut:
cara yang pertama adalah sel darah putih atau fagosit akan segera memakan dan merusak virus
cara yang kedua adalah tubuh menghasilkan molekul protein yang disebut antibodi. Protein asing virus disebut antigen. Jika antigen masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan terpicu memproduksi antibodi. Antibodi ini sangat spesifik dan hanya menyerang pada antigen yang memicunya.
    Obat-obatan antibiotik yang digunakan dalam memerangi penyakit infeksi oleh bakteri tidak dapat digunakan untuk mematikan virus. Namun jika terserang influenza, kita sering juga diberi obat antibiotik. Sebenarnya antibiotik ini untuk mematikan bakteri penyebab infeksi sekunder yang sering menyertai penyakit oleh virus, demikian pula obat-obatan influenza sebenarnya hanya untuk mengobati gejalanya. Virus itu sendiri hanya dapat dilawan oleh daya tahan tubuh kita (antibodi). Oleh karena itu, makanlah yanng bergizi dan beristirahat yang cukup.
    Terbentuknya antibodi di dalam tubuh dapat dirangsang secara buatan. Untuk merangsang sel tubuh membentuk antibodi, tubuh diberi vaksin atau bibit penyakit yang dilemahkan. Setelah tubuh membentuk antibodi, tubuh akan kebal terhadap serangan penyakit. Virus juga dapat dibuat vaksin misalnya vaksin polio, hepatitis, rubela, cacar,. Vaksin, merangsang sel-sel limfosit untuk menghasilkan antibodi. Jadi, vaksin dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
    Pada saat ini juga telah diketahui bahwa sel-sel inang yang terinfeksi virus merespons dengan menghasilkan protein khas yang disebut interferon. Interferon ini tidak dapat mengamankan sel dari infeksi oleh virus. Sekarang para ahli mengembangka penelitian tentang interferon ini dalam upaya menemukan obat antivirus.
***Tidak benar, jika kita berpendapat bahwa virus dapat kita bunuh dengan menggunakan antibiotik. virus tidak dapat dibunuh, jika lingkungan hidupnya tidak cocok maka virus akan mengkista dan tidak mati***

, reproduksi virus, Virus DNA dan RNA, pertahanan virus dan pertahan tubuh, antibodi dan vaksin

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More