All About Science

Senin, 15 Agustus 2011

Tidur seperti Ketindihan (Sleep Paralysis)

Seseorang mungkin pernah merasa terbangun dan menemukan dirinya tidak mampu bergerak atau berbicara seolah-olah ia beku. Dia mungkin juga mendengar suara langkah kaki, melihat makhluk seperti hantu, atau merasa seseorang duduk di dadanya. Sepanjang sejarah, orang menganggap fenomena ini sebagai ulah yang dilakukan oleh roh jahat. Namun, ilmu pengetahuan modern saat ini bisa menjelaskan peristiwa tersebut yang dikenal sebagai Sleep Paralysis (SP). Berikut ini adalah penjelasan ilmiah mengenai hal tersebut yang saya terjemahkan dari artikel yang ditulis oleh Hiro Takahashi di http://serendip.brynmawr.edu/exchange/node/1740 semoga bermanfaat.

Sleep Paralysis atau Kelumpuhan Tidur mungkin merupakan hal yang cukup  menganggu sekaligus pengalaman  yang sangat menakutkan, dalam beberapa detik atau menit tubuh akan terasa lumpuh total tetapi masih mampu  menggerakkan mata, dan  kita akan merasa sesak nafas . Seorang korban dari SP ini mengatakan ia terasa terjaga, tapi dia tidak bisa bergerak atau berbicara. Selain imobilitas, gejala umum termasuk perasaan tersedak atau tercekik, mendengar suara-suara aneh seperti langkah kaki dan suara-suara, melihat makhluk atau bayangan gelap, dan perasaan akan adanya seseorang di dalam ruang tersebut. Meskipun gejala-gejala ini sering mengarahkan korban untuk percaya pada hantu, mistransmission sinyal saraf di otak menyebabkan Sleep Paralysis . Ketika seseorang tidur, otaknya mengirimkan sinyal untuk menghambat kontraksi otot apapun. Jika ia tiba-tiba sadar sebelum otak mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan kontraksi otot, ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya,  otak tidak mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM). Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah sleep paralysis terjadi dan akibatnya, tubuh akan  menjadi "lumpuh". 
Untuk memahami bagaimana tubuh menjadi lumpuh sementara orang terjaga, kita perlu  memahami siklus tidur. Dalam tidur mamalia, aktivitas otak mengalami dua keadaan yang berbeda yang disebut  tidur non-REM (NREM) dan tidur REM, yang jauh berbeda dari  terjaga penuh. Siklus  tidur NREM dan REM  berlangsung secara bergantian sepanjang malam. Pada manusia, tidur malam dimulai sekitar 80 menit untuk tidur NREM diawali, dan sekitar 10 menit berikutnya adalah tidur REM  dan siklus selama 90 menit diulang  sekitar 3 sampai 6 kali di malam hari. Selama tidur NREM, tubuh memproduksi beberapa gerakan, tetapi tubuh memiliki kemampuan melempar atau melontarkan  benda yang ada di sekitar tempat tidur serta memproduksi beberapa gerakan motorik lainnya, seperti tidur sambil berjalan dan sleeptalking atau mengigau. Kontraksi jantung-otot dan pernapasan terjadi pada tingkat yang sama, dan mata bergerak perlahan-lahan. Selama tidur REM, di sisi lain, denyut jantung, laju respirasi, dan tekanan darah berbeda-beda . Mata bergerak cepat karena kebanyakan bermimpi terjadi di periode ini, dan orang yang tidur mungkin "melihat" benda bergerak di dalam mimpi . 
Kendali otak atas otot selama tidur REM menunjukkan bahwa dalam periode ini, tubuh biasanya dalam keadaan lumpuh total, yang disebut "nonreciprocal flaccid paralysis". Mungkin untuk mencegah seseorang dari "bertindak diluar batas" mimpi, otak mengirimkan sinyal untuk menghambat kontraksi otot apapun. Meskipun beberapa otot perifer, seperti otot-otot jari-jari dan wajah, masih berkedut, otot-otot kerangka besar menjadi santai, atau "lumpuh" sebagai akibatnya. Beberapa bukti mendukung bahwa kelumpuhan motorik dari tidur REM merupakan bentuk perlindungan diri untuk tidak  bertindak diluar batas dari mimpi seseorang. Seorang pasien yang menderita sindrom langka yang disebut REM Sleep Behavior Disorder ia akan bertindak keluar mimpi dan melakukan kekerasan selama tidur REM dan seringkali  merugikan. Sebagai contoh, seorang ahli bedah 60-tahun bermimpi bahwa ia diserang oleh penjahat, teroris, dan monster yang selalu berusaha untuk membunuh dia sampai akhirnya dia pun berperang melawan mereka dalam mimpinya, dan akibat yang dalam keadaan tidak sadar (bermimpi) dia benar-benar memukul dan menendang istrinya yang tidur di ranjang yang sama . 

Halusinasi juga mungkin terjadi selama Sleep Paralysis , bagi yang terus bermimpi bahkan setelah beberapa bagian otaknya langsung bangun dari tidur REM. Karena sistem saraf dan endokrin terus melepaskan inhibitor saraf yang menopang kelumpuhan, ada kemungkinan bahwa sistem-sistem terus melepaskan aktivator saraf yang merangsang bermimpi. Jadi, seseorang terus "melihat" gambar dan "mendengar" suara-suara yang dihasilkan dalam mimpi yang baru saja dia alami  di tidur REM ketika ia terbangun.

Beberapa peneliti sekarang berhipotesis bahwa kondisi yang sangat langka yang disebut Sudden
Unexplained Nocturnal Death Syndrome  (SUNDS) atau Kematian Mendadak, erat  hubungannya dengan Sleep Paralysis. Setelah kematian, korban SUNDS tidak menghasilkan gerakan tubuh meskipun dia mengalami infark miokard dan kesulitan bernapas serta rasa kesakitan yang luar biasa . Kematian dapat disebabkan oleh atonia otot ekstrim selama Kelumpuhan Tidur, yang begitu parah sehingga bahkan otot jantung dan diaghragm ikut lumpuh.

Demikianlah penjelasan secara ilmiah mengenai pendapat yang ada di masyarakat umum tentang ketindihan saat tidur. Walaupun penjelasannya masih kurang lengkap paling tidak hal ini bisa menepis hipotesis tentang aksi hantu yang mengganggu tidur kita. Last from me, do not forget to pray before you sleep, okay! Thanks for reading...
 

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More